Abstraksi
Nilai
Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Juni 2017 naik 0,82 persen dari 102,16 menjadi
103,00. Kenaikan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It)
mengalami kenaikan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami
penurunan.
Empat
sub sektor pertanian yang mengalami kenaikan NTP adalah sektor Perikanan
sebesar 1,44 persen, sub sektor Tanaman Pangan sebesar 1,40 persen, sub sektor
Peternakan sebesar 1,09 persen, dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat
sebesar 0,12 persen. Sedangkan sub sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar
0,15 persen.
Sepuluh
komoditas utama yang mendorong kenaikan indeks harga yang diterima petani bulan
Juni 2017 adalah sapi potong, gabah, rumput laut, kopi, udang, kelapa, jagung,
tongkol, biji jambu mete, dan tembakau.
Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang
diterima petani adalah tebu, nilam, buah jeruk, ikan lemuru, ikan nila, cabai
rawit, bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan petsai/sawi.
Sepuluh
komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani
adalah bawang putih, cabai rawit, bekatul, cabai merah, bawang merah, telur
ayam ras, sawi, sawi hijau, ketimun, dan ikan lemuru.Sedangkan sepuluh
komoditas utama yang menghambat penurunan indeks harga yang dibayar petani
bulan Juni 2017 adalah biaya listrik PLN Gol I, es batu, beras, tomat sayur,
bibit ayam ras pedaging, kacang panjang, uang bayaran sekolah SMA, daging ayam
ras, kapal motor, dan jagung pipilan.
Dari lima Provinsi di Pulau Jawa
yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Juni 2017, semua Provinsi mengalami
Kenaikan NTP. KenaikanNTP terbesar terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,34
persen, diikuti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1,16 persen, Provinsi
Jawa Tengah sebesar 0,86 persen, Provinsi Jawa Timur sebesar 0,82 persen, dan
Provinsi Jawa Barat sebesar 0,50 persen.