7 Agustus 2024 | Kegiatan Statistik Lainnya
Narasumber pada
kegiatan talk show Pro Kontra kali adalah Kepala BPS Kota Blitar, Bambang
Indarto dan Kepala DKPP Dewi Masitoh. Penyiar radio menanyakan tentang
kemiskinan secara umum di Kota Blitar kepada narasumber. Kepala BPS menjelaskan
bahwa kemiskinan merupakan
permasalahan yang kompleks/multidimensi. Penduduk miskin yang perlu
diperhatikan yaitu terkait masalah demografi, pendidikan, kesehatan, dan
perumahan. Karakteristik demografi penduduk miskin yang perlu ditelaah lebih mendalam
meliputi jenis kelamin kepala rumah tangga, usia kepala rumah tangga, status perkawinan
kepala rumah tangga, kepemilikan Nomor Induk Kependudukan, akta kelahiran anak,
dan bidang pekerjaan utama. Kepala rumah tangga (KRT)
menurut konsep Susenas adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Lebih lanjut kepala BPS menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini sebab
memiliki manfaat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Penduduk miskin
memiliki karakteristik tersendiri terkait pendidikan, baik dilihat dari
pendidikan kepala rumah tangga maupun anggota rumah tangga. Menurut persentase
penduduk miskin usia 15 tahun keatas penduduk Kota Blitar, lulusan SD kebawah
sebesar 20,36%, tamat SD/SMP 46,96% dan SMA/sederajat keatas sebesar 34,68%.
Angka partisipasi sekolah 13-15 tahun sebesar 91,01.
Karakteristik penduduk
miskin yang perlu diperdalam berikutnya adalah terkait kesehatan penduduk
miskin yang meliputi penduduk miskin yang mengalami gangguan kesehatan,
pengobatan penduduk miskin yang mengalami gangguan kesehatan, dan kepemilikan
asuransi kesehatan penduduk miskin. Ketersediaan fasilitas Kesehatan yang
murah, mudah terjangkau akan membantu penduduk miskin untuk mendapatkan
pengobatan. Perumahan merupakan salah satu komoditi penyumbang garis kemiskinan
non makanan yang cukup signifikan, seperti terkait kondisi sanitasi yaitu
fasilitas tempat BAB, sumber air minum,
kebutuhan akan energi listrik untuk perumahan di rumah tangga miskin
juga tidak kalah penting. Agar penduduk miskin mudah dalam mendapatkan air
layak dan mempunyai fasilitas jamban sendiri supaya dapat hidup dengan layak
dan sehat.
Pemerintah
saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi
mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang
dijalankan oleh berbagai elemen Pemerintah baik pusat maupun daerah. Ibu Siti
Masitoh selaku kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Blitar juga menjelaskan
tentang ketersedian pangan serta akses mendapatkan pangan penduduk Kota Blitar.
Bila ketersediaan pangan mencukupi, maka akan berimbas pada harga yang stabil
dan kemudahan dalam menjangkau kebutuhan pangan. Sehingga diharapkan penduduk
miskin Kota Blitar tidak terbebani dengan harga makanan yng merupakan kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi sehari-hari.
Selama ini BPS menghitung kemiskinan
dalam konsep makro yaitu kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan itu
sendiri dapat diliat dari ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan non makanan (yang didekati dari sisi pengeluaran).
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki pengeluaran perkapita perbulan
lebih kecil dari Garis Kemiskinan. Salah
sau survey yang dilaksanakan BPS untuk menghasilkan output angka kemiskinan
adalah SUSENAS yang nantinya akan menghitung indikator pokok kemiskinan seperti
penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.
Di dalam kuesioner SUSENAS akan ditanyakan konsumsi/pengeluaran dari berbagai
komoditas makanan dan bukan makanan.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota Blitar (Statistics of Blitar Municipality)Jl. Kenari No.62 Blitar
Telp (62-342) 8178012
E-Mail : bps3572@mailhost.bps.go.id
Tentang Kami